Tidak sedikit dari kita yang belum memahami apa itu pengapuran tulang, yang ternyata tidak boleh disepelekan begitu saja.
Kondisi sendi maupun tulang sebenarnya kondisi yang wajar. Namun, menjadi serius juga “menghalangi” kamu saat beraktivitas.
Di lain sisi, kondisi pengapuran tulang dalam beberapa kasus juga bisa sangat membahayakan keberlangsungan hidup seseorang.
Sebelum beranjak jauh ke sana, mari kita dalami terlebih dahulu kondisi apa itu pengapuran tulang dan berbagai macam seluk-beluknya.
Apa itu Pengapuran Tulang dan Sendi?

Pengapuran tulang adalah kondisi di mana tulang rawan antara tulang dan sendi mengalami kerusakan atau istilahnya sudah mulai terkikis.
Pengertian pengapuran tulang sebenarnya istilahnya biasa dikenal dengan nama osteoarthritis.
❓ Tahukah kamu?
Pada umumnya, kondisi pengapuran tulang rentan terjadi pada seseorang di atas 60 tahun. Namun, tidak menutup kemungkinan terjadi pada remaja, maupun dewasa.
Biasanya, pengapuran sendi atau tulang ini terjadi akibat deposit kalsium.
Pengapuran tulang bisa dikatakan berbahaya karena:
- Penanganannya perlu melalui tindakan secara medis
- Kondisi pengapuran tulang terjadi seringkali tanpa muncul gejala
- Kemampuannya dalam merusak struktur atau tatanan di sekitar, seperti otot dan ligamen
Penyakit pengapuran sendi sebagian besar terjadi dikarenakan adanya proses penuaan (degeneratif) yang menyerang pada persendian tubuh, terutama seperti sendi-sendi penyangga berat badan.
Sendi tersebut mencakup lutut, panggul, dan pergelangan kaki.
Sementara itu, pengeroposan sendiri akan menyerang tulang dalam tubuh, terutama tulang belakang dan pinggul. Risikonya, tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Pengapuran tulang ini dapat diketahui melalui adanya penggunaan sinar-X (X-rays) yang menggunakan radiasi elektromagnetik.
Pengapuran Tulang Bisa Terjadi pada Hampir Semua Sendi

Tahukah kamu, bahwasannya tubuh manusia terdiri atas sebanyak 206 tulang dan 230 sendi.
Dikutip dari Reumatologi, pengapuran ini nyatanya bisa terjadi hampir pada semua sendi.
Biasanya, pengapuran terjadi pada sendi yang terbiasa menahan beban berat maupun pada sendi yang kerap kali digunakan untuk beraktivitas.
Beberapa contoh sendi yang bisa mengalaminya seperti lutut, pinggul, punggung atau tulang belakang, kaki, maupun tangan.
Ada beberapa faktor yang bisa mempercepat proses kerusakan pada tulang maupun sendi, seperti:
- Usia yang sudah tidak lagi muda
- Infeksi
- Trauma
- Aktivitas yang tinggi
- Berat badan berlebih
Apabila terjadi suatu kerusakan, maka tulang rawan menjadi lebih tipis dan bentuk permukaan menjadi tidak rata.
Alhasil, memicu terjadinya gesekan yang terjadi antara tulang yang satu dengan tulang yang lain, sehingga menimbulkan rasa nyeri.
Kemungkinan Sulit Sembuh, Tetapi Gejalanya Bisa Diringankan

Hal terpenting yang perlu diketahui terkait apa itu pengapuran tulang alias osteoarthritis ini ialah penyakitnya tidak bisa disembuhkan.
Walaupun demikian, jangan takut. Tentunya ada beberapa tindakan yang dimungkinkan bisa meringankan gejala dan mencegah semakin buruknya kondisi.
Beberapa tindakan tersebut bisa membantu para penderitanya agar bisa kembali beraktivitas secara mandiri.
Tindakan penanganan yang dapat dilakukan secara tepat ialah:
- Melakukan aktivitas atau kegiatan sehari-hari dengan maksimal, tentunya butuh dukungan dari fisioterapi
- Kebiasaan atau pola hidup yang jauh lebih baik
- Olahraga yang tepat, tidak terlalu berlebihan juga
- Istirahat maupun tidur yang cukup untuk membantu proses recovery
Yang lebih mengerikannya, kondisi di sendi atau tulang yang sudah rusak berat, maka hanya bisa diatasi dengan cara operasi.
Operasi yang dilakukan ialah dengan mengganti sendi lutut dengan sendi buatan, untuk menghilangkan rasa nyeri, memperbaiki mobilitas penderita, serta peningkatan kualitas taraf hidup yang jauh lebih baik.
❓ Tahukah kamu?
Pengapuran tulang atau osteoarthritis menjadi penyakit umum yang dialami orang Indonesia dengan lebih dari 2 juta orang yang menderita.
Oh iya, pengapuran tulang yang tidak segera ditangani secara serius dalam jangka waktu yang lama (long-term), bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya kelumpuhan.
Fakta Unik dari Kondisi Pengapuran Tulang

1. Penyakit yang Didominasi oleh Usia Tua
Mengetahui pengertian pengapuran tulang di atas, dengan bertambahnya usia menjadikan fungsi organ tubuh akan mengalami penurunan.
Pengapuran tulang sangat berdampak pada gerak maupun aktivitas tubuh. Yang paling terlihat ialah aktivitas lansia menjadi terhambat.
Dominasi pengapuran tulang terjadi akibat dari faktor usia, apalagi pada mereka yang sudah mulai usia 65 tahun dengan memicu gejala degeneratif.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan usia 45 tahun bahkan orang dewasa juga sudah bisa mengalaminya.
Pengapuran tulang ini terjadi akibat cairan sendi yang sudah mulai berkurang, di mana cairan berfungsi melumasi tulang rawan atau kartilago pada sendi.
Apabila cairan tersebut berkurang, maka lama kelamaan tulang rawan menjadi semakin menipis. Ini yang bisa memicu terjadinya gesekan antar tulang pada sendi.
Gejala pengapuran tulang yang seringkali terjadi ialah bagian sendi yang menjadi kaku dan bengkak.
2. Mengkretek Tulang Bisa Picu Pengapuran
Nyatanya, mengkretek tulang atau membunyikan tulang menjadi salah satu kenikmatan tersendiri bagi sebagian orang.
Akan tetapi, ternyata kebiasaan tersebut sangat tidak baik bagi kesehatan tulang.
Mengkretek atau membunyikan tulang berbeda dengan stretching, karena:
- Mengkretek tulang menjadi kondisi memaksakan bunyi pada tulang yang menyebabkan pergeseran pada sendi
- Aktivitas stretching memiliki urutan yang kadang menghasilkan bunyi di antara sendi
Pergeseran sendi lama-lama menjadi salah satu faktor terjadinya pengapuran yang ada di kemudian hari atau menjadi kebiasaan.
Kebiasaan buruk yang terjadi seperti badan mulai pegal.
Sebenarnya, kondisi mengkretel tulang ini bunyinya dihasilkan dari meletusnya gelombang dalam cairan sinovial yang bertanggung jawab dalam melumasi persendian.
Saat menarik tulang, maka ada penumpukan tekanan negatif yang bisa menyebabkan gelembung tersebut menjadi pecah.
Selanjutnya, sendi mengeluarkan bunyi letupan karena gerakan ligamen di saat meregangkan ataupun menekuk sendi di jari-jari.
Beberapa efek samping akibat dari mengkretek tulang dalam jangka panjang seperti memicu dislokasi tulang tulang sendi dan ligamen terkilir.
- Dislokasi tulang sendi adalah kondisi di mana tulang bergerak menjauh dari sendi atau bisa dikatakan pindah dari posisinya. Biasanya, dislokasi lebih sering terjadi pada bagian bahu dan jari.
- Ligamen terkilir adalah kondisi putusnya ligamen (sekelompok jaringan yang menghubungkan tulang pada sendi). Bisa dikatakan juga kondisi ligamen yang meregang dan memicu rasa sakit, bahkan bisa menyebabkan terbatasnya mobilitas.
Akhir Kata
Bagaimana, sudah paham dengan apa itu pengapuran tulang dan sendi yang ternyata berbahaya dan tidak boleh disepelekan begitu saja?
Walaupun memang biasanya terjadi pada usia tua, tetapi tidak menutup kemungkinan risikonya bisa terjadi pada orang dewasa, maupun remaja.
Yang terpenting, meminimalisir kebiasaan buruk. Salah satunya ialah dengan mengkretek tulang, karena nyatanya kebiasaan tersebut bisa memicu kerusakan pada sendi maupun tulang secara jangka panjang.
Professional content writer of healthy lifestyle (especially joints and bones health). All articles refer to medical journals and have been reviewed by medical expert.
SEO Specialist, Media Branding, and Content Marketing 8 Brand Name at PT Ethos Kreatif Indonesia • SEO Expert (7+ years) • Reach-out 35M+ page views and generate 200+ organic hot leads.